Jakarta, CNN Indonesia —
Belum selesai perang antara Ukraina dengan Rusia serta Israel-Hamas, dunia dihadapkan pada ketegangan baru; Israel–Iran.
Sejak akhir pekan lalu, kedua negara tersebut terlibat perang urat syarat. Iran bahkan sudah melancarkan serangan roketnya ke Israel.
Iran berdalih aksi itu dilancarkan demi membalas serangan militer Israel terhadap kantor konsulat mereka di Damaskus, Suriah pada awal April lalu.
Iran menegaskan serangan itu untuk menjalankan haknya membela diri sebagaimana yang termaktub dalam Pasal 51 Piagam PBB yaitu hak membela diri suatu negara.
“Tindakan defensif Republik Islam Iran dalam menjalankan haknya untuk membela diri menunjukkan pendekatan bertanggung jawab Iran terhadap perdamaian dan keamanan regional dan internasional pada saat tindakan ilegal dan genosida yang dilakukan oleh rezim apartheid Zionis terhadap bangsa Palestina,” kata Kemlu Iran dalam siaran pers, Minggu (14/4).
Terlepas dari alasan itu, secara kekuatan anggaran sebenarnya bagaimana perbandingan kedua negara tersebut. Anggaran pertahanan siapa yang paling besar; Iran atau Israel?
1. Israel
Surat kabar keuangan Calcalist memperkirakan anggaran Israel mencapai US$51 miliar atau sekitar Rp827 triliun.
Calcalist menyebut jumlah itu setara 10 persen PDB Israel. Media itu menyebut setengah dari biaya itu akan digunakan untuk biaya pertahanan sekitar US$252 juta per hari.
Sedangkan sisanya dialihkan untuk risiko hilangnya pendapatan, kompensasi bisnis maupun rehabilitasi perang.
Namun, Kementerian Keuangan Israel tak sepakat dengan hitung-hitungan Calcalist.
Alokasi Israel untuk membiayai agresi ke Gaza kali ini memang belum ada data pasti dan resmi. Hanya saja, negara ini menyediakan dana besar untuk bidang pertahanan.
Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI) mendata Israel mengucurkan dana sekitar US$23,4 miliar atau setara Rp379 triliun untuk belanja militer. Nilai ini setara 4,5 persen PDB Israel.
Besarnya belanja pertahanan itu menjadikan Israel negara dengan anggaran militer per kapita terbesar kedua di dunia setelah Qatar.
Selain diperkuat melalui perbendaharaan negara dalam negerinya, Israel juga mendapat dukungan dari negara lain, misalnya saja Amerika Serikat (AS).
Setiap tahunnya Israel mendapat bantuan sebesar US$3,8 miliar atau Rp61,6 triliun dari AS. Dari total tersebut, US$0,5 miliar dipakai untuk pertahanan rudal.
Israel memang dikenal sebagai penerima bantuan luar negeri AS yang paling signifikan.
Israel dilaporkan telah menerima sekitar US$263 miliar atau setara Rp4.268 triliun sejak 1946 hingga 2023.
Data dari International Institute for Strategic Studies (IISS) 2023 menunjukkan Israell memiliki 169.500 personel militer aktif di angkatan darat, angkatan laut, dan paramiliter.
Sebanyak 465 ribu lainnya merupakan pasukan cadangan, sementara 8.000 sisanya merupakan bagian dari paramiliter.
Israel juga dibekali 2.200 tank, 530 artileri, 339 pesawat tempur, 196 pesawat jet F-16, 83 jet F-15, 30 jet F-35, 142 helikopter, 43 helikopter Apache, 5 kapal selam, dan 49 kapal patroli dan kapal tempur pesisir.
Selain itu, Israel memiliki sistem pertahanan udara Iron Dome berteknologi radar dan rentetan nuklir. Menurut IISS, sistem Iron Dome Israel berhasil mencegat lebih dari 90 persen roket yang ditembakkan Hamas dan kelompok Palestina lainnya pada 2021.
2. Iran
Kemudian, menurut Global Fire Power (GFP), Iran menjadi salah satu yang masuk 15 besar negara dengan kekuatan militer global teratas.
Pada 2024, Iran berada di peringkat 14 dari 145 negara yang dipertimbangkan untuk tinjauan tahunan GFP. Negara ini memiliki skor sebesar 0,2269 (skor 0,0000 dianggap ‘sempurna’).
Berdasarkan kategori paritas daya beli, Iran mempunyai kapasitas hingga US$1,3 triliun atau sekitar Rp21.408 triliun. Iran juga memiliki devisa/emas seharga US$127 miliar.
Kemudian, mengenai anggaran pertahanan, Iran tercatat memiliki kucuran dana yang mencapai US$9,9 miliar. Namun, Iran memiliki utang luar negeri sebanyak US$8 miliar.
Selain itu, kekuatan sumber daya manusia pasukan Iran tidak bisa dipandang sebelah mata.
Iran memiliki jumlah penduduk 87.590.873 jiwa. Tenaga kerja yang tersedia mencapai 49.050.889 atau 56,0 persen dari populasi.
Iran mempunyai personel militer aktif 610 ribu atau 0,7 persen dari populasi. Namun, mereka memiliki 41.167.710 orang yang bisa dikerahkan jika perang.
Iran juga memiliki personel cadangan militer sebanyak 350 ribu (0,4 persen), paramiliter 220 ribu (0,3 persen), personel angkatan udara sebanyak 42 ribu orang.
Kemudian, personel angkatan darat 350 ribu orang dan personel angkatan laut mencapai 18.500 orang.
GFP menilai jumlah jiwa maksimum dan realistis yang dapat dilibatkan suatu negara dalam upaya perang, baik yang bersifat menyerang maupun bertahan. Oleh sebab itu, komposisi SDM ini penting dalam suatu perang.
Kemudian, GFP juga melacak berbagai faktor terkait logistik yang terbukti penting bagi kekuatan global mana pun, baik di masa perang maupun damai.
Menurut GFP, faktor-faktor ini menentukan kemampuan suatu negara untuk memindahkan manusia, mesin, dan pasokan dari satu titik ke titik lain.
Iran memiliki angkatan kerja sebanyak 27,682 juta jiwa dengan 942 armada pedagang laut, 4 pelabuhan/terminal perdagangan dan 319 bandara.
Cakupan jalan di Iran sepanjang 223.485 km. Cakupan kereta api 8.484 km. Lalu, saluran air yang dapat digunakan 850 km.
(wlm/agt)