Jakarta, CNN Indonesia —
Pendapatan Garuda Indonesia naik 18,07 persen menjadi US$711,98 juta atau Rp11,54 triliun (asumsi kurs Rp16.219 per dolar AS) pada kuartal I 2024.
Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Irfan Setiaputra mengatakan rugi bersih perusahaan juga turun sebesar 21,10 persen ke posisi US$86,82 juta alias Rp1,4 triliun. Ia menyebut ini adalah buah dari restrukturisasi Garuda yang ditempuh sejak akhir 2022.
Irfan pun menyoroti sumbangsih dari lonjakan penumpang rute internasional yang naik menjadi 536.441 penumpang atau 47,59 persen dibandingkan kuartal I 2023.
“Pertumbuhan signifikan penumpang rute internasional tersebut menjadi outlook menjanjikan dan menandakan momentum pemulihan bagi trafik penerbangan internasional Garuda Indonesia di 2024 ini,” katanya dalam keterangan resmi, Rabu (1/5).
Secara keseluruhan, Garuda Indonesia mengangkut 5,42 juta penumpang selama tiga bulan pertama tahun ini alias naik 19 persen.
Rinciannya, 2,42 juta orang menaiki Garuda Indonesia dan 3 juta lainnya merupakan penumpang Citilink.
Pendapatan maskapai ini memang cukup oke pada lini penerbangan berjadwal atau reguler, dengan sumbangsih 18,19 persen sebesar US$599,01 juta.
Sedangkan pendapatan dari penerbangan tidak berjadwal atau non-reguler tumbuh 53,57 persen senilai US$19,67 juta.
Di sisi lain, Irfan melaporkan pendapatan lainnya tetap konsisten. Ada peningkatan sebesar 11,92 persen menjadi US$92,28 juta di kuartal ini.
“Sejumlah tantangan industri penerbangan di 2024 menjadi fokus kami dalam mengakselerasikan kinerja,” tegas Irfan.
“Termasuk terkait dengan supply chain pada sektor industri pesawat dan penunjangnya, volatilitas nilai tukar mata uang, hingga fluktuasi harga avtur yang kami terus mitigasi melalui berbagai pendekatan strategis pengelolaan beban usaha serta turut diselaraskan dengan optimalisasi profitabilitas,” tandasnya.
(skt/pta)