Jakarta, CNN Indonesia —
Tesla melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap para karyawannya dari berbagai divisi.
Menurut laporan Electrek pada Senin (6/5), sejumlah karyawan yang terkena PHK merupakan bagian dari divisi perangkat lunak, layanan, dan teknik.
Namun, emiten berkode (TSLA.O) itu tidak menyebut secara pasti jumlah karyawan yang akan terkena PHK kali ini.
Yang pasti, peringatan PHK telah dikirimkan kepada para pegawai Elon Musk melalui surat elektronik (email) pada akhir pekan lalu.
PHK bukan kali ini saja dilakukan oleh Tesla. Bulan lalu, Tesla telah mengungkap rencana mereka untuk mem-PHK lebih dari 6.700 karyawannya di seluruh pabriknya, yaitu di Texas, Nevada, New York, dan California.
Dengan kebijakan itu, selama tahun ini, Elon Musk Cs sudah melakukan PHK kepada lebih dari 35 ribu pekerjanya, termasuk jajaran petinggi seperti Drew Baglino dan Rohan Patel di bagian eksekutif, Direktur Senior Pengisian Daya Tesla Rebecca Tinucci, dan Manajer Program Pengembangan Tesla Daniel Ho.
Tesla pada bulan lalu memperkirakan akan mengeluarkan biaya lebih dari US$350 juta atau sekitar Rp5,6 triliun (asumsi kurs Rp16.052 per dolar AS), untuk membayar pesangon atas rangkaian PHK massal tersebut sampai kuartal II nanti.
Rangkaian PHK dilakukan karena Elon Musk dan Tesla memang dalam kondisi yang tidak baik.
Mereka tengah dilanda berbagai situasi buruk seperti penurunan penjualan dan perang harga yang intens akibat dari lambatnya adopsi kendaraan listrik di dunia.
Diketahui, kenaikan suku bunga dunia menjadi salah satu penyebab peralihan Electric Vehicle (EV) yang semakin lamban secara menyeluruh.
Beberapa analis mengatakan Tesla ingin berfokus pada transportasi otonom, layaknya perangkat lunak untuk kendaraan otonom, layanan robotaksi, dan humanoid robot (robot yang menyerupai perilaku manusia).
(wlm/agt)