Jakarta, CNN Indonesia —
Jepang mengucurkan utang sebesar 140,69 miliar yen atau sekitar Rp14,51 triliun (asumsi kurs Rp103,18 per yen) untuk pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) dari timur hingga barat Jakarta.
Lebih rinci, pembangun itu untuk fase I tahap I yang menghubungkan Medan Satria-Tomang sepanjang 24,5 kilometer (km).
Pinjaman ini ditandai dengan penandatangan pertukaran nota antara Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masaki Yasushi dan Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika, Kementerian Luar Negeri Abdul Kadir Jailani.
Counsellor Bagian Ekonomi Yahata Hironori mengatakan MRT sudah menjadi bagian penting penunjang ekonomi Jakarta.
“MRT selama ini menjadi infrastruktur transportasi penting yang menunjang aktivitas perekonomian warga Jakarta dan kehidupan masyarakatnya,” katanya seperti dikutip dari Detik Finance, Senin (13/5).
Sejak MRT Lintas Utara-Selatan dibuka pada Maret 2019 lalu, pemerintah bakal memperluas pembangunan moda tersebut. Kali ini, jaringan akan dilebarkan dengan pembangunan MRT Lintas Timur-Barat.
Adapun MRT Lintas Timur-Barat menghubungkan Cikarang hingga Balaraja.
Pembangunan MRT Lintas Timur-Barat terdiri dari dua fase yakni fase I tahap I Medan Satria-Tomang sepanjang 24,5 km. Lalu, fase I tahap 2 Tomang-Kembangan sepanjang 9,2 km.
Berikutnya, fase II mencakup Kembangan-Balaraja dan Medan Satria-Cikarang dengan panjang 50,4 km.
“Kami berharap banyak orang di daerah yang belum mendapatkan banyak manfaat dari Jalur Utara Selatan di masa lalu, dapat menggunakan layanan ini,” kata Hironori.
(mrh/agt)