Jakarta, CNN Indonesia —
Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) dibentuk dengan fokus untuk mengembangkan bisnis rendah emisi. Kini, NRE menjadi pemimpin transisi energi dan dekarbonisasi di Pertamina Group.
Hal itu disampaikan CEO Pertamina NRE John Anis dalam diskusi panel bertajuk “Indonesia’s Energy Transition Roadmap” di paviliun Indonesia dalam helatan World Water Forum (WWF) ke-10, Senin (20/5). Pada kesempatan tersebut, John memaparkan berbagai inisiatif terkait kontribusi Pertamina dalam upaya transisi energi.
“Dibentuknya Pertamina NRE merupakan bentuk komitmen Pertamina guna mendukung pemerintah menuju target Net Zero Emission,” ujar John.
Adapun beragam inisiatif Pertamina mendorong dekarbonisasi pada sektor hulu migas dan sektor industri lainnya, termasuk efisiensi energi, carbon capture and storage (CCS/CCUS), serta kredit karbon berbasis solusi alam (nature based solutions/NBS) maupun berbasis teknologi.
Sejauh ini, Pertamina NRE telah memperdagangkan kredit karbon di bursa karbon, dengan transaksi mencapai total volume sekitar 561 ribu ton CO2. Pembeli kredit karbon itu berasal dari sektor industri pertambangan, perbankan, hingga penerbangan.
Di WWF ke-10, John menyampaikan bahwa Pertamina NRE merupakan ujung tombak dalam strategi membangun bisnis yang rendah karbon. Sejumlah portofolio andal Pertamina NRE, antara lain mencakup gas to power, geothermal, efisiensi energi, hidrogen bersih, serta energi terbarukan lain, termasuk tenaga surya, angin, dan biomassa.
Selain itu terdapat juga bisnis baterai, bisnis karbon, serta bioethanol. Untuk tahun 2029, Pertamina NRE menargetkan kapasitas terpasang dari geothermal dan energi terbarukan lain mencapai sekitar 6 gigawatt (GW), kapasitas produksi bioethanol mencapai sekitar 630 ribu kilo liter (KL), kapasitas produksi hidrogen bersih mencapai sekitar 77 ribu ton per tahun (ktpa), dan kurang lebih 19 juta ton CO2 kredit karbon diperdagangkan.
Sementara untuk geothermal, untuk tahun yang sama, Pertamina NRE melalui anak usaha PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) menargetkan kapasitas terpasang dari area geothermal yang dioperasikan sendiri mencapai 1,4 GW.
Saat ini, kapasitas terpasang geothermal PGE mencapai 672 MW. John menyebut, PGE berencana untuk meningkatkannya secara agresif, baik organik maupun anorganik.
Ke depannya, Pertamina NRE juga akan menjadi pemasok bioethanol untuk bahan bakar nabati yang diproduksi Pertamina, yaitu Pertamax Green. Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional, permintaan atas Pertamax Green pada tahun 2034 diproyeksikan mencapai 51 juta KL.
Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso mengatakan bahwa Pertamina mendukung penuh target Net Zero Emission pada 2060 atau lebih cepat. Untuk itu, Pertamina menjalankan berbagai program inisiatif penurunan emisi di seluruh lini bisnis, khususnya melalui PNRE yang berperan besar dalam transisi energi.
“Inisiatif transisi energi dan dekarbonisasi terus berlanjut di seluruh lini usaha untuk menjaga sustainability energi di masa depan,” kata Fadjar.
Peran Indonesia sebagai tuan rumah World Water Forum ke-10 menyusul G20 beberapa waktu lalu memperlihatkan komitmen kuat dalam isu lingkungan dan keberlanjutan. Tak semata soal air, isu keberlanjutan lain ikut jadi topik diskusi pada helatan ini, termasuk transisi energi.
(rea/rir)