Jakarta, CNN Indonesia —
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati buka suara soal peluang kenaikan harga BBM, LPG, dan listrik pada bulan depan.
Ia lantas menjelaskan sejauh ini belum ada pembahasan soal subsidi energi. Kemenkeu masih fokus menyusun pembahasan Kebijakan Ekonomi Makro dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF).
“Saya belum ada perubahan, kita sedang fokus untuk pelaksanaan APBN sekarang ini,” kata Sri di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (22/5).
Karena itu, ia pun belum bisa memastikan apakah harga BBM, LPG, dan listrik subsidi akan mengalami kenaikan usai pemerintah melakukan evaluasi bersama.
“Saya belum update mengenai itu,” imbuhnya.
Namun, Sri Mulyani menegaskan Kemenkeu akan mendukung langkah-langkah yang akan dilakukan baik oleh Kementerian ESDM, Kementerian BUMN, dan Pertamina. Pemerintah juga sudah menetapkan volume hingga anggaran untuk subsidi energi dalam APBN 2024.
“Karena mereka kan di dalam APBN memang sudah ditetapkan jumlah volume dan juga anggaran subsidinya. Jadi itu yang mungkin perlu dijaga oleh teman-teman dari Kementerian ESDM dan Pertamina,” ujarnya.
Sebelumnya, pemerintah memutuskan tidak akan menaikkan tarif listrik dan harga bahan bakar minyak (BBM) hingga Juni 2024.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan keputusan ini berlaku untuk kelompok subsidi maupun nonsubsidi. Ia menyebut tarif tetap hingga Juni 2024 sudah diputuskan bersama dalam Rapat Sidang Kabinet yang dipimpin Presiden Joko Widodo tadi pagi.
“Tadi diputuskan dalam Sidang Kabinet Paripurna tidak ada kenaikan (tarif) listrik, tidak ada kenaikan (harga) BBM sampai Juni (2024). Baik itu yang subsidi maupun nonsubsidi,” kata Airlangga, dikutip dari detikcom, Senin (26/2).
Pria yang juga merupakan ketua umum Partai Golkar itu mengatakan harus ada tambahan anggaran kepada PT PLN (Persero) dan PT Pertamina (Persero) imbas tak ada kenaikan tarif listrik dan harga BBM tersebut.
Airlangga menyebut suntikan duit tambahan bakal diambil dari Sisa Anggaran Lebih (SAL). Selain itu, ada juga sumber dari pelebaran defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024.
Defisit APBN 2024 mulanya ditetapkan 2,29 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Namun, diperkirakan defisit akan melebar hingga 2,8 persen di tahun ini dan bisa berlanjut di APBN 2025.
(khr/pta)